
TURKINESIA.NET – ANKARA. Gudang amunisi milik Unit Perlindungan Rakyat (YPG), cabang kelompok teroris PKK di utara Suriah menimbulkan ancaman besar terhadap perbatasan Turki dan keamanan nasional. Sebagian besar gudang tersebut didirikan melalui dukungan militer AS yang berkelanjutan untuk kelompok teroris YPG dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan keterlibatan langsung dalam perang sipil Suriah sejak September 2014, AS telah membangun beberapa gudang amunisi di utara Suriah yang digunakan oleh YPG.
Sebuah laporan media baru-baru ini merilis rincian tentang gudang amunisi yang diisi dengan senjata berat dan artileri. Dilaporkan bahwa AS telah menggunakan gudang dan sumur minyak sebagai gudang amunisi di kota al-Hasakah, Raqqa, dan Deir el-Zour. AS Memiliki 22 pangkalan militer di tiga lokasi ini dan Manbij, dan terus memberikan peralatan militer dan amunisi kepada YPG.
Seperti Talel Silo, seorang mantan eksekutif di YPG, menyatakan bahwa Karaçok mempunyai gudang amunisi terbesar milik YPG sebelum terjadinya serangan udara Turki. Sejak serangan udara Turki, aliansi YPG dan AS telah mengubah strategi, kata Silo. Turki melakukan serangan udara yang menargetkan wilayah Karaçok di Hasakah pada 25 April 2017.
Seorang mantan teroris PKK bernama “Renas” juga mengatakan serangan udara yang menargetkan Karaçok menewaskan lebih dari 80 teroris, termasuk tokoh senior.
“Setelah operasi TSK [Angkatan Bersenjata Turki], para pejabat CENTCOM [Komando Sentral AS] datang ke daerah itu dan menyuruh kami untuk menurunkan volume gudang dan menyebarkannya ke seluruh wilayah,” katanya lebih lanjut.
Kemudian, YPG dan PKK meningkatkan jumlah gudang amunisi menjadi lebih dari 30 lokasi. Selain itu, AS memiliki 11 gudang amunisi lainnya di wilayah yang dikontrol YPG.
[adinserter block=”1″]
Kebijakan Amerika Serikat di Suriah, terutama dukungan militernya untuk kelompok teroris YPG, telah menjadi penyebab ketegangan antara Ankara dan Washington. Ankara berpendapat bahwa satu kelompok teroris tidak dapat digunakan untuk melawan teroris lainnya. Turki melihat YPG sebagai perpanjangan dari PKK yang telah merenggut nyawa lebih dari 40.000 orang dalam kampanye teror selama 30 tahun melawan Turki.
Namun, meskipun AS menganggap PKK sebagai kelompok teroris, mereka terus mempertahankan dukungan militer untuk organisasi teroris tersebut dengan menyediakan truk bermuatan perlengkapan militer dan pelatihan militer dengan dalih memerangi Daesh, meskipun harus mengorbankan sekutu NATO-nya.
Untuk mengurangi ketegangan, Turki dan AS menyepakati peta jalan damai pada Juni 2018 yang mengharuskan penarikan YPG dari Manbij dan mengadakan patroli gabungan Turki-Amerika yang dimulai pada November. Namun, prosesnya lamban karena kelompok teroris itu masih hadir di kota, meskipun jadwal tiga bulan untuk melaksanakan kesepakatan.
Ankara telah menyatakan bahwa tidak akan membiarkan YPG untuk memperkuat cengkeramannya di Suriah. Turki juga siap untuk meluncurkan operasi di timur Efrat untuk menghilangkan YPG.
[adinserter block=”1″]
Namun, setelah keputusan AS untuk menarik diri dari Suriah, Ankara memutuskan untuk menunda operasi selama beberapa waktu. Membangun zona aman akan menghilangkan beberapa kekhawatiran Turki, namun kehadiran YPG di Suriah dan rencananya untuk membentuk negara sendiri akan terus menghadirkan ancaman bagi Ankara.
Pada 7 Agustus, pejabat militer Turki dan AS sepakat untuk membuat zona aman di utara Suriah dan mengembangkan koridor perdamaian untuk memfasilitasi pergerakan pengungsi Suriah yang ingin kembali ke rumah mereka. Mereka juga sepakat untuk mendirikan pusat operasi bersama.
Perjanjian tersebut juga mempertimbangkan untuk menyiapkan langkah-langkah keamanan yang diperlukan untuk mengatasi masalah keamanan Turki, termasuk membersihkan zona PKK dan YPG.
Angkatan bersenjata kedua negara sebelumnya bersama-sama telah melakukan lima patroli helikopter dan patroli darat. Patroli bersama dilakukan sebagai bagian dari perjanjian atas rencana pembentukan zona aman di utara Suriah. Ankara telah memperingatkan bahwa jika pembentukan zona seperti itu ditunda, maka akan mengambil tindakan militer lintas batas untuk menghilangkan ancaman teroris di perbatasan selatannya.
[adinserter block=”1″]
Presiden Recep Tayyip ErdoÄŸan pada hari Senin menegaskan bahwa Turki akan mengimplementasikan rencananya sendiri jika AS gagal mengambil langkah konkret dalam pembentukan zona aman yang direncanakan. [Daily Sabah]