Wednesday, June 25, 2025
InternasionalTimur Tengah

Turki bantah gunakan senjata kimia dalam operasi anti-teror

TURKINESIA.NET – ANKARA. Angkatan Bersenjata Turki (TSK) pada Senin [21/10] membantah penggunaan senjata kimia dalam operasi anti-terornya di utara Suriah.

Selama Operasi Mata Air Perdamaian, akun-akun pro-teroris melakukan kampanye berita palsu yang mengklaim bahwa Turki menggunakan senjata kimia meskipun Ankara sama sekali tidak memiliki jenis senjata itu dalam inventaris.

Turki meluncurkan Operasi Mata Air Perdamaian pada 9 Oktober untuk mengamankan perbatasannya dengan menghilangkan unsur-unsur teroris guna memastikan kembalinya pengungsi Suriah dengan aman dan integritas wilayah Suriah.

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar menekankan bahwa Turki tidak memiliki senjata kimia sedikit pun, sehingga tidak ada sarana pembuangan atau amunisi.

“Media asing membuat tuduhan tak berdasar untuk membayangi keberhasilan operasi,” kata Akar.

Akar mencatat bahwa organisasi-organisasi media asing dan situs-situs internet memunculkan berita-berita palsu dengan foto-foto yang tidak nyata dan mengklaim bahwa tentara Turki menggunakan bom fosfor putih.

Levent Kenar, profesor dan ketua Departemen Kimia Medis, Biologi, Radiologi dan Pertahanan Nuklir (CBRN) di Universitas Ilmu Kesehatan Turki, mengevaluasi klaim tentang penggunaan senjata kimia oleh TSK.

“Senjata kimia juga senjata pemusnah massal. Tidak mungkin hanya mempengaruhi satu orang, tubuh anak yang muncul di foto terpengaruh tetapi tampaknya tidak ada efek pada wajah,” ujar Kenar.

Menurut dia, tidak jelas di mana dan kapan foto anak yang terluka itu diambil, tetapi sepertinya luka itu berasal dari luka bakar lama.

[adinserter name=”Block 1″]

Kenar menekankan bahwa Turki adalah bagian dari Konvensi tentang Larangan Pengembangan, Produksi, Penimbunan dan Penggunaan Senjata Kimia dan Penghancurannya (CWC).

“Tidak ada diagnosis penggunaan senjata kimia pada tubuh dengan bekas luka bakar,” tutur dia.

“Untuk bukti klaim seperti itu, tes darah dan sampel lingkungan harus diambil dan diperiksa di laboratorium karena itu akan menjadi fakta ilmiah,” ungkap Kenar.

Uygar Halis Tazebay, seorang spesialis biologi molekuler, genetika dan CBRN di Universitas Teknik Gebze, mengatakan produksi senjata kimia di Turki tidak masuk akal dan negar itu hanya mengembangkan sistem pertahanan untuk tujuan mengidentifikasi penggunaan senjata kimia.

“Jadi jika suatu kawasan, tanah atau lapangan terkena bahan kimia, kami dapat mengidentifikasi apakah itu terpengaruh atau tidak, atau jika seseorang terpengaruh olehnya, maka hanya sistem ini yang sedang dikembangkan,” kata Tazebay.

Menurut dia, fotografi adalah salah satu elemen yang paling mudah dimanipulasi di dunia.

“Klaim senjata kimia tidak dapat diungkapkan melalui foto, melainkan perlu analisis laboratorium,” tegas Tazebay.

Sumber: Anadolu Agency Indonesia

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x