Tuesday, June 24, 2025
Palestina

Mantan PM Israel: Israel akan kalah di Gaza, ini perang pribadi Netanyahu

Mantan PM Israel Ehud Olmert
Mantan PM Israel Ehud Olmert

Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert berkomentar bahwa tujuan perang di Gaza untuk “menghancurkan gerakan Hamas tidak akan tercapai.”

Ia menekankan bahwa janji Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam hal ini adalah “sombong” dan bahwa ia berperang untuk kepentingan dan keuntungan pribadi.

Pernyataan ini dibuat dalam sebuah artikel oleh Olmert di surat kabar Haaretz Israel pada hari Jumat.

Olmert menulis: “Gaza sedang terpuruk, ribuan warganya menderita dengan nyawa mereka, ribuan pejuang Hamas dengan senang hati terbunuh, namun kehancuran Hamas tidak akan tercapai. Apakah Yahya Sinwar ditemukan atau menikmati hidup singkat dalam persembunyian sampai dia, Mohammed Deif dan mitra mereka dalam kepemimpinan Hamas disingkirkan, Hamas akan terus menjadi kekuatan yang sangat lemah, babak belur, dan berdarah-darah. Namun kelompok ini akan terus ada di pinggir Gaza.”

“Mengingat ini adalah penilaian situasi yang sebenarnya, kita harus bersiap untuk perubahan arah. Saya tahu ini mungkin tidak populer. Dalam suasana hasutan, keberanian dan arogansi yang menjadi ciri perilaku pemerintah dan pemimpinnya, kita tidak boleh segan-segan mengatakan hal-hal yang tidak jelas namun perlu, demi rasa tanggung jawab nasional,” tambahnya.

Olmert juga menyampaikan: “Negara Israel kini menghadapi pilihan antara gencatan senjata sebagai bagian dari kesepakatan yang dapat memulangkan para sandera dengan harapan sebagian besar dari mereka masih hidup, dan gencatan senjata tanpa kesepakatan, tanpa sandera, tidak ada pencapaian nyata, dengan hilangnya sisa-sisa dukungan publik internasional terhadap hak Negara Israel untuk hidup tanpa ancaman teror dari organisasi pembunuh.”

Menurut statistik Israel, Hamas menangkap sekitar 239 orang selama serangannya di Israel selatan pada 7 Oktober. Mereka menukar puluhan tahanan tersebut dengan Israel selama gencatan senjata kemanusiaan yang berlangsung tujuh hari hingga 1 Desember, sementara Israel saat ini memenjarakan 7.800 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak.

Olmert mencatat: “Penghentian permusuhan ini akan dipaksakan kepada kita oleh sekutu terdekat kita, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman. Mereka tidak lagi mampu menanggung akibat yang harus mereka bayarkan dalam opini publik mengingat kesenjangan antara tidak adanya resolusi militer dan berlanjutnya pertempuran yang menimbulkan kerugian kemanusiaan, yang konsekuensinya tidak akan mereka tanggung.”

Sumber: MEMO

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x