Saturday, August 9, 2025
Eropa

Armenia memanas, PM Pashinian minta pendukungnya turun ke jalan melawan upaya kudeta

TURKINESIA.NET – YEREVAN. Perdana Menteri Armenia menanggapi kudeta militer pada hari Kamis setelah Staf Umum militer menuntut agar dia mundur. Tuntutan itu terjadi setelah protes yang berlangsung selama berbulan-bulan yang dipicu oleh kekalahan Yerevan dalam konflik Nagorno-Karabakh dengan Azerbaijan.

Kepala Staf Umum tentara Armenia, bersama dengan komandan senior lainnya mengeluarkan pernyataan yang menyerukan agar Pashinyan mundur dari jabatannya. Langkah tersebut dipicu oleh keputusan Pashinian awal pekan ini untuk menggulingkan wakil kepala pertama Staf Umum.

Pashinian menyebut pernyataan militer sebagai “upaya kudeta militer” dan memecat kepala Staf Umum. Dia mendesak militer untuk hanya mendengarkan perintahnya dan meminta para pendukungnya untuk turun ke jalan serta mendukungnya.

Tak lama setelah pengumuman tersebut Pashinian berkumpul dengan para pendukungnya di Republic Square. Perdana menteri itu menyebut situasi di negara itu dapat dikendalikan. Dia kemudian mengumumkan bahwa dirinya siap untuk membahas masalah-masalah mendesak.

Dia menekankan, “kami tidak memiliki musuh di dalam Armenia.”

Perdana menteri negara menyebut reaksi militer yang menuntut pengunduran dirinya sebagai tindakan emosional.

Para pemimpin militer yang dipecat tetaplah “saudara-saudaranya dan tentara Tanah Air,” sebutnya.

“Saya harap Anda terbiasa dengan teror informasi. Beragam rumor pun tersebar  bahwa diduga kami sudah menyiapkan pesawat dan siap kabur. Kami di sini dan tidak akan meninggalkan tanah air kami dalam keadaan apa pun. Keluargaku ada di sini,” simpul Pashinian.

Sementara itu, partai oposisi terbesar Armenia, Prosperous Armenia, yang telah meminta Pashinian mundur selama berbulan-bulan, pada hari Kamis memberinya ultimatum untuk mengundurkan diri dan mencegah perang saudara.

“Kami menyerukan kepada Nikol Pashinian untuk tidak memimpin negara menuju perang saudara dan untuk menghindari pertumpahan darah. Pashinian memiliki satu kesempatan terakhir untuk menghindari kekacauan,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Ketegangan politik terjadi menyusul berakhirnya konflik militer antara Armenia dan Azerbaijan pada musim gugur, yang secara luas dipandang sebagai kemenangan bagi Azerbaijan.

Sumber: Daily Sabah

1 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x