Tuesday, June 24, 2025
Bangsa Turk

Erdogan: Kami tidak punya dendam terhadap rakyat Armenia, lebih 100.000 orang etnis Armenia tinggal di Turki

TURKINESIA.NET – BAKU. Kami tidak punya dendam terhadap rakyat Armenia. Masalahnya hanya ada pada pemerintahan Armenia. Lebih dari 100.000 orang etnis Armenia tinggal di negara saya, kata Presiden Turki pada konferensi pers bersama sejawatnya dari Azerbaijan Ilham Aliyev di Baku.

Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Kamis mengatakan bahwa negaranya bisa membuka perbatasannya dengan Armenia, jika Yerevan mengambil langkah menuju perdamaian regional.

Erdogan berada di ibu kota Azeri untuk meninjau parade militer yang menandai kemenangan Azerbaijan atas Armenia dalam perang atas daerah kantong Nagorno-Karabakh yang berakhir bulan lalu.

Pada hari Jumat, Erdogan Kembali mengatakan bahwa bahwa platform kerja sama regional di Kaukasus yang telah dia diskusikan dengan Aliyev di Baku dapat membantu mengubah halaman baru dalam hubungan dengan Armenia jika Yerevan mengambil “langkah positif”.

Di Baku, Erdogan menyerukan pergantian kepemimpinan di Yerevan, sambil menawarkan negara itu kesempatan untuk bergabung dengan kelompok regional dan melihat perbatasannya dengan Turki dibuka kembali.

Penyiar NTV mengutip Erdogan yang mengatakan kepada wartawan dalam penerbangan kembali dari Baku bahwa platform regional – yang akan mencakup Rusia, Turki, Azerbaijan, Georgia, Iran dan Armenia – akan memberikan kesempatan “win-win” bagi semua pihak dan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin “tertarik” pada gagasan itu.

“Jika Armenia bergabung dalam proses ini dan mengambil langkah-langkah positif, sebuah halaman baru dalam hubungan Turki-Armenia juga dapat diubah. Selama peluang baru muncul, tidak ada keraguan bahwa keuntungan Armenia di sini akan meningkat secara serius juga. Armenia akan memenangkan banyak persaingan kesepakatan dari ini,” kata Erdogan.

“Jika Armenia mengembangkan proses ini secara positif, kami akan membuka perbatasan tertutup kami ke Armenia. Satu-satunya perhatian kami adalah berkontribusi pada perdamaian regional,” katanya.

Erdogan mengkritik OSCE Minsk Group karena gagal menyelesaikan masalah pendudukan wilayah Azerbaijan oleh Armenia selama hampir 30 tahun.

Pada saat yang sama, Erdogan juga memuji peran Rusia dalam mengakhiri bentrokan perbatasan selama berminggu-minggu antara Azerbaijan dan Armenia.

Dia juga menyesali resolusi Majelis Nasional Prancis yang mengakui Nagorno-Karabakh sebagai republik terpisah.

“Bahkan [Perdana Menteri Armenia Nikol] Pashinyan tidak menerimanya,” singgung Presiden Turki, seraya menambahkan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron “belum belajar politik.”

Dia mengatakan Prancis terus-menerus mencoba mengontak Aliyev selama bentrokan dan juga menghubungi Turki, tetapi Ankara tidak mengangkat panggilan telepon tersebut.

Erdogan melanjutkan dengan mengatakan bahwa pemerintahan Azerbaijan akan mencapai era kemajuan di Karabakh dalam tiga hingga lima tahun mendatang.

Sementara itu, Aliyev berterima kasih kepada Turki atas dukungannya selama perang dengan Armenia. Dia menambahkan bahwa kedua negara memiliki hubungan yang begitu dekat dan bersahabat.

“Turki di bawah Presiden Erdogan memberikan contoh keberanian, kemerdekaan dan pembangunan bagi dunia,” kata Aliyev.

Dia mengatakan pesawat tanpa awak Turki Bayraktar memainkan “peran yang penting” dalam kemenangan Azerbaijan di Karabakh.

Menawarkan kesejahteraan kepada Armenia, Aliyev mengatakan pihaknya siap untuk memulai kerja sama baru dengan Yerevan demi perdamaian abadi di wilayah tersebut.

“Jika pemerintah Armenia menarik kesimpulan yang benar dari perang dan melihat ke masa depan dengan melepaskan klaim tak berdasarnya, maka mereka dapat mengambil posisi di blok ini,” kata Aliyev, merujuk pada blok regional tersebut.

Aliyev mengatakan dirinya akan bepergian dengan Erdogan di jalan raya yang dibangun Turki ke daerah Shusha, sebuah kota di Karabakh, setelah proyek diselesaikan.

Turki dan Azerbaijan menandatangani sejumlah perjanjian di bidang transportasi, komunikasi, dan pembebasan visa.

Hubungan antara bekas republik Soviet tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, juga dikenal sebagai Karabakh Atas, wilayah yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, dan tujuh wilayah yang berdekatan lainnya.

Ketika bentrokan baru meletus pada akhir September, Azerbaijan membebaskan beberapa kota dan hampir 300 pemukiman dan desa dari pendudukan Armenia.

Kedua negara telah menandatangani perjanjian yang ditengahi Rusia pada 10 November untuk mengakhiri pertempuran dan bekerja menuju resolusi yang komprehensif.

Gencatan senjata dipandang sebagai kemenangan bagi Azerbaijan dan kekalahan bagi Armenia, yang pasukannya telah ditarik sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata.

Erdogan juga mengatakan Turki akan memainkan “peran penting” dalam rekonstruksi daerah-daerah yang diambil oleh Azerbaijan dalam konflik tersebut, dengan mengatakan dia dan Presiden Azeri Ilham Aliyev telah setuju untuk melanjutkan ini dalam satu tahun, menurut NTV.

Sumber: Reuters, Anadolu Agency

4.8 4 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Muhammad Nur
Muhammad Nur
4 years ago

Semua negara akan kuat jika berdikari, percaya dan optimis untuk lebih baik dimasa akan datang. Hindari hutang luar negeri….

Galih
Galih
4 years ago

Top Erdogan

Andiarto
Andiarto
4 years ago

Tanda tanda kebangkitan turki

Basori Adi
Basori Adi
4 years ago

Sejak kemunculannya Presiden Erdogan tampak sebagai harapan bagi umat Islam seluruh dunia untuk memimpinnya menuju kemakmuran setara dengan bangsa dan umat lainnya yang lebih maju. Maju terus Bapak. Kami berdoa semoga Allah swt selalu memlindungimu.

4
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x