Saturday, August 9, 2025
Eropa

Ikut jejak Prancis, Jerman larang kelompok “Serigala Abu-abu” Turki

TURKINESIA.NET – BERLIN. Parlemen federal Jerman telah menyetujui mosi yang mengusulkan larangan organisasi Turki terkait dengan apa yang disebut gerakan Serigala Abu-abu, mengikuti preseden yang ditetapkan di Prancis, kata laporan pada hari Kamis.

Bundestag mengeluarkan mosi berjudul “Menentang nasionalisme dan rasisme, menekan efek gerakan Serigala Abu-abu” yang disiapkan oleh partai-partai persatuan dari Christian Democratic Union of Germany (CDU) dan Christian Social Union di Bavaria (CSU), serta Partai Sosial Demokrat Jerman (SPD), Partai Demokrat Bebas (FDP) dan Partai Greens.

Mosi tersebut termasuk mengambil tindakan untuk mencegah dan menekan penyebaran gerakan Serigala Abu-abu di Eropa, pemerintah Jerman melacak aktivitasnya, melarang asosiasi terkait dan menentang propaganda online untuk menginformasikan kepada publik dan institusi tentang tujuan gerakan tersebut.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri yang memiliki hak prerogatif untuk menutup organisasi dan asosiasi, belum berkomentar tentang masalah tersebut.

Awal bulan ini, Kementerian Luar Negeri Turki mengkritik langkah kontroversial Prancis untuk melarang kelompok tersebut dengan mengatakan bahwa tidak ada organisasi atau gerakan semacam itu.

“Keputusan imajiner” Prancis, seolah-olah gerakan semacam itu ada, adalah “manifestasi akhir dari psikologi kontradiktif negara itu,” kata Kemenlu Turki.

Namun, tambahnya, tidak dapat diterima untuk melarang simbol budaya yang digunakan di banyak negara di seluruh dunia yang sangat umum dan tidak memiliki dimensi ilegal.

Sekitar 6 juta warga Turki tinggal di negara-negara Eropa.

Jerman, negara berpenduduk lebih dari 82 juta jiwa memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Di antara hampir 4,7 juta Muslim di negara itu, 3 juta berasal dari Turki. Orang Jerman asal Turki telah menjadi bagian dari masyarakat Jerman selama hampir tiga dekade. Pada tahun 1961, Turki dan Jerman menandatangani perjanjian perekrutan yang mengizinkan warga negara Turki untuk bekerja di Jerman sebagai pekerja tamu.

Penduduk Turki ini, sebagian besar adalah keturunan dari “pekerja tamu” yang datang untuk membantu pesatnya pembangunan pasca-Perang Dunia II. Warga keturunan Turki sering mengeluhkan serangan rasis dan kurangnya tindak lanjut dalam penyelidikan polisi untuk insiden semacam itu.

Jerman telah menyaksikan meningkatnya kejahatan rasial anti-Muslim dalam beberapa tahun terakhir yang dipicu oleh propaganda kebencian oleh partai-partai sayap kanan.

Jumlah serangan yang menargetkan minoritas Turki di Prancis juga meningkat baru-baru ini. Bulan lalu, anggota komunitas Armenia melukai empat warga Turki yang berdemonstrasi di jalan raya A7 yang menghubungkan Lyon dan Marseille.

Meningkatnya Islamofobia, rasisme dan xenofobia di Eropa mengancam keselamatan sekitar 5 juta warga Turki yang tinggal di negara-negara Eropa, menurut Wakil Menteri Luar Negeri Yavuz Selim Kıran.

Sumber: Daily Sabah

5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x