
Data statistik resmi yang dipublikasi TUIK pada Rabu, 3 Juli 2023, memperlihatkan inflasi tahunan Turki pada Juni 2023 melambat untuk pertama kalinya sepanjang tahun ini. Inflasi tahunan Turki pada Juni 2023 tercatat 38,2 persen atau melambat dibanding bulan lalu yang sebesar 39,59 persen.
Perlambatan ini diluar dari yang diperkirakan. Rata-rata inflasi bulanan Turki pada Juni 2023 sebesar 3,92 persen atau di bawah perkiraan kendati nilai mata uang lira terus melemah.
Kenaikan terbesar inflasi tahunan Turki dikaitkan dengan harga-harga di sektor perhotel dan restoran sebesar 67,2 persen. Sedangkan untuk harga makanan dan minuman non-alkohol kenaikan tertinggi sebesar 54 persen. Adapun harga rokok dan minuman beralkohol naik 40 persen, pakaian 21 persen, transportasi 20,7 persen dan sewa tempat tinggal 14,7 persen.
Kendati inflasi mengalami penurunan, masih ada ruang untuk optimisme. Bartosz Sawicki analis pasar dari Conotoxia mengatakan dalam wawancara dengan CNBC, melemahnya mata uang lira mulai memakan korban karena bisa memicu tekanan pada harga-harga. Sejumlah ekonom menilai risiko spiral inflasi lainnya telah menambah tekanan kedaruratan pada Kementerian Keuangan Turki dan Bank Sentral Turki.
Sejumlah anggota parlemen di Turki belum lama ini berjanji akan kembali membuat kebijakan yang lebih konvensional dalam hal kebijakan moneter menyusul mulai dicabutnya dukungan untuk mata uang lira dan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun.
Sebelumnya pada Juli 2022 lalu, inflasi Turki melonjak ke level tertinggi selama 24 tahun terakhir yaitu di level 79,6 persen. Kenaikan inflasi didorong oleh melemahnya mata uang lira yang berkelanjutan serta invasi Rusia ke Ukraina.
Biaya energi dan komoditas global mendorong harga lebih tinggi, meskipun kenaikan harga masih di bawah perkiraan.
Inflasi melonjak mulai musim gugur lalu, ketika Lira merosot setelah bank sentral secara bertahap memangkas suku bunga sebesar 500 basis poin menjadi 14 persen. Pemangkasan suku bunga ini adalah kebijakan dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Sumber: RT.com, Tempo