
TURKINESIA.NET – ANKARA. 253.299 orang yang mencoba memasuki Turki melalui cara ilegal telah dihentikan di perbatasan sejak awal tahun, ungkap Menteri Dalam Negeri Süleyman Soylu pada hari Rabu.
Turki telah berhasil mengelola migrasi yang diakibatkan oleh perang sipil dan kemiskinan di Suriah dan Timur Tengah, kata Soylu.
Turki juga memiliki skenario untuk langkah-langkah yang akan diambil setelah penarikan NATO dari Afghanistan, tambahnya.
Soylu menyatakan bahwa tembok keamanan telah didirikan di bentangan perbatasan paling kritis sepanjang 152 kilometer (94,4 mil) dengan Iran dalam hal migrasi, penyelundupan dan terorisme.
Sementara itu, upaya untuk penyelesaian tembok sepanjang 85 kilometer lebih lanjut sedang berlangsung.
Selain itu, sistem pencahayaan dipasang di dinding sepanjang 109 kilometer dan kamera serta sensor dipasang di sepanjang 79 kilometer sehingga migrasi yang tidak teratur dapat terus dipantau.
“Sementara kamera termal mencegah penyeberangan malam hari, perbatasan kami secara teratur dikontrol melalui penggunaan drone,” kata Soylu.
Ia menyoroti bahwa 90% menara elektro-optik dan menara komunikasi yang memainkan peran kunci dalam manajemen perbatasan terintegrasi telah selesai.
Lebih lanjut, menteri itu menyatakan bahwa 82 kendaraan patroli lapis baja langsung melakukan intervensi di perbatasan.
“Berkat langkah-langkah ini, 505.375 orang terhalang memasuki negara kami melalui cara ilegal di perbatasan selatan dan timur kami pada tahun 2020.”
Kekhawatiran telah meningkat atas kemungkinan lonjakan migran dari Afghanistan sebelum penarikan Amerika Serikat dan di tengah pertempuran sengit antara Taliban dan pasukan pemerintah Afghanistan.
Rekaman video menunjukkan kelompok besar migran di daerah perbatasan, meskipun pemerintah Turki mengatakan belum ada lonjakan jumlah.
Turki, yang menampung sekitar 4 juta pengungsi, saat ini sedang membangun langkah-langkah keamanan baru di perbatasan timurnya. Warga Afghanistan diyakini sebagai komunitas pengungsi terbesar kedua setelah Suriah.
Sumber: Daily Sabah