
TURKINESIA.NET – PARIS. Usai pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden tentang peristiwa 1915, empat anggota keluarga Turki terluka dalam serangan oleh sekitar 40 orang Armenia di Saint-Die-Des-Vosges, Prancis,
Kelompok itu masuk ke rumah sebuah keluarga Turki di distrik Kellerman dan menyerang mereka.
Berbicara kepada Anadolu Agency (AA), salah satu anggota keluarga mengatakan bahwa pada hari Sabtu, seorang warga Armenia memukul putra dari keluarga sepupunya dengan bagian mobil setelah terjadi perselisihan di antara mereka.
Anggota keluarga tersebut mengatakan bahwa pada hari itu juga, orang-orang Armenia memasuki rumah keluarga sepupunya dan menyerang mereka dengan tongkat bisbol, pisau, dan batang besi. Salah satu penyerang juga membawa senjata, tambah pernyataan keluarga itu.
Empat orang terluka dalam insiden tersebut, satu orang menderita tiga patah tulang pada tengkorak mereka dan tiga lainnya dirawat di rumah sakit, salah satu dari mereka harus menjalani operasi.
Seorang anggota kelompok Armenia melepaskan tembakan ke udara dengan pistol saat meninggalkan tempat kejadian, kata anggota keluarga tersebut.
Kelompok itu, satu di antaranya termasuk seorang individu yang pergi ke wilayah Nagorno-Karabakh, tempat bentrokan terjadi antara pasukan Azerbaijan dan Armenia musim semi lalu.
Keluarga Turki di Prancis kerap membeberkan serangan yang dilakukan oleh penduduk Armenia di negara tersebut. Serangan memuncak selama bentrokan tahun lalu antara Azerbaijan dan Armenia atas Nagorno-Karabakh yang berada di bawah pendudukan Yerevan sejak tahun 1994.
Dalam salah satu insiden ini, anggota komunitas Armenia melukai empat warga Turki saat berdemonstrasi di jalan raya yang menghubungkan Lyon dan Marseille Prancis.
Prancis adalah negara penting bagi diaspora Armenia di mana mereka melakukan propaganda anti-Turki dengan aktivitas lobi ratusan organisasi.
Hampir 8 juta orang Armenia tinggal di luar Armenia dan diaspora Armenia adalah kekuatan paling berpengaruh di balik klaim seputar peristiwa 1915.
Sementara hampir 2 juta orang Armenia tinggal di Rusia, menjadikannya negara yang menampung jumlah diaspora Armenia terbesar, negara-negara tempat aktivitas lobi berlangsung sebagian besar adalah AS dan Prancis.
Di Prancis, di mana organisasi Turki dan Islam dilarang karena tuduhan kegiatan separatis, ada 575 asosiasi yang dijalankan oleh orang Armenia.
Posisi Turki pada peristiwa 1915 adalah bahwa kematian orang-orang Armenia di Anatolia timur terjadi ketika beberapa pihak dari mereka memihak pada invasi Rusia dan memberontak melawan pasukan Ottoman. Relokasi orang-orang Armenia berikutnya mengakibatkan banyak korban, diperburuk oleh pembantaian yang dilakukan oleh militer dan kelompok milisi dari kedua belah pihak. Penangkapan massal politisi Armenia Ottoman terkemuka, intelektual, dan anggota komunitas lainnya yang dicurigai memiliki hubungan dengan kelompok separatis, menyembunyikan sentimen nasionalis, dan memusuhi pemerintahan Ottoman ditangkap di ibu kota Istanbul pada 24 April 1915.
Sumber: Daily Sabah