
TURKINESIA.NET – TRIPOLI. Warga Libya pada hari Senin memperingati korban serangan pesawat tak berawak Uni Emirat Arab (UEA) di akademi militer yang menewaskan 26 taruna tak bersenjata dan menyebabkan banyak lainnya terluka.
Kerabat para korban, komandan akademi dan anggota asosiasi para martir akademi militer berkumpul di akademi tersebut untuk upacara peringatan.
UEA melakukan serangan udara di sebuah sekolah militer di selatan ibu kota Libya, Tripoli, pada 4 Januari 2020, untuk mendukung pemberontak Jenderal Khalifa Haftar. Serangan itu menewaskan sejumlah besar kadet muda, sebagian besar berusia di bawah 20 tahun. Haftar dan UEA membantah serangan itu, menyalahkan pasukan lokal.
Serangan itu juga dikecam keras oleh Turki. Kementerian luar negeri Turki mengatakan bahwa penting bagi komunitas internasional untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan mengakhiri dukungan eksternal yang diberikan kepada Haftar.
Pada bulan Agustus, sebuah laporan oleh BBC menyatakan bahwa akademi militer tersebut terkena rudal Blue Arrow 7 China yang ditembakkan oleh pesawat tak berawak Wing Loong II dari pangkalan udara al-Khadim yang dioperasikan oleh UEA pada saat itu.
Rudal tersebut hanya digunakan di China, Kazakhstan dan UEA serta dipasangkan dengan drone Wing Loong buatan China.
Penyelidikan mengungkapkan bahwa pecahan peluru yang ditemukan di tanah setelah serangan itu cocok dengan rudal buatan China dan bahwa pesawat tak berawak itu, satu-satunya pesawat yang mampu menembakkan rudal tersebut, beroperasi di atas Tripoli pada bulan Januari.
“BBC juga menemukan daftar senjata yang menunjukkan bahwa, pada 2017, UEA membeli 15 drone Wing Loong dan 350 rudal Blue Arrow 7,” kata laporan itu.
UEA telah berinvestasi besar-besaran untuk mendukung serangan Haftar terhadap Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang sah, meskipun telah ada embargo senjata internasional terhadap Libya sejak 2011.
UEA telah dikritik keras oleh kelompok hak asasi manusia dan PBB karena meningkatkan kekerasan di negara yang dilanda perang itu. Human Rights Watch (HRW) pada akhir April menyatakan bahwa serangan udara oleh UEA terhadap pabrik biskuit di selatan Tripoli pada 18 November 2019, menewaskan delapan warga sipil dan melukai 27 lainnya.
Demikian pula, laporan rahasia PBB pada Maret mengungkapkan bahwa dua perusahaan yang berbasis di Dubai telah mengirim tentara bayaran Barat untuk mendukung Haftar dalam serangannya.
Sumber: Daily Sabah