TURKINESIA.NET – NEW YORK. Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres meminta ribuan petempur asing dan tentara bayaran untuk segera meninggalkan Libya setelah mengabaikan tenggat waktu yang diberikan untuk mereka.
“Gencatan senjata sedang berlangsung,” kata Guterres kepada wartawan Kamis.
“Sangat penting bahwa semua pasukan asing dan semua tentara bayaran asing pindah dulu ke Benghazi dan ke Tripoli dan dari sana, mundur serta meninggalkan Libya, karena Libya telah membuktikan bahwa dibiarkan sendiri, mereka mampu mengatasi masalahnya” ujar Guterres.
Di bawah gencatan senjata dukungan PBB yang ditandatangani pada 23 Oktober, pasukan asing dan tentara bayaran harus ditarik keluar dari Libya dalam waktu tiga bulan. Batas waktu itu telah berlalu pada hari Sabtu tanpa ada pergerakan yang diumumkan atau diamati di lapangan.
“Kami menyerukan kepada Turki dan Rusia untuk segera memulai penarikan pasukan mereka dari negara tersebut dan pemindahan tentara bayaran asing serta proxy militer yang telah mereka rekrut, biayai, sebarkan dan dukung di Libya,” katanya.
PBB memperkirakan ada sekitar 20.000 tentara asing dan tentara bayaran di Libya membantu faksi yang bertikai: Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB di Tripoli dan pemberontak Jenderal Khalifa Haftar di timur.
Haftar mendapat dukungan dari Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Rusia, terutama tentara bayaran dari kelompok swasta yang memiliki hubungan dengan Vladimir Putin. Sedangkan GNA didukung oleh Turki.
Tentara bayaran dan senjata asing telah mengalir ke negara itu sejak Haftar melancarkan serangannya. Rusia dan UEA berfungsi sebagai pemasok senjata utama untuk jenderal pemberontak itu.
Tentara bayaran di Libya, termasuk beberapa ribu yang berasal dari Suriah dan Sudan dan seribu dari Chad, kata seorang diplomat kepada Agence France-Presse (AFP) tanpa menyebut nama.
Sumber: Daily Sabah
