
TURKINESIA.NET – BENGHAZI. Pemimpin pemberontak Libya Jenderal Khalifa Haftar pada hari Kamis mengancam akan menggunakan kekuatan terhadap pasukan Turki jika Ankara tidak berhenti mendukung pemerintah yang sah.
Tahun lalu, Haftar melancarkan serangan untuk merebut ibu kota Tripoli dari Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB yang dipimpin oleh Perdana Menteri Fayez Sarraj.
Pernyataan Haftar muncul sebagai tanggapan atas keputusan Parlemen Turki untuk memperpanjang penempatan pasukan Turki di Libya. Berdasarkan keputusan parlemen Turki, penempatan militer di Libya diperpanjang selama 18 bulan. Bantuan militer Turki untuk GNA yang berbasis di Tripoli, mencakup penasihat militer, peralatan dan intelijen, membantu menghentikan serangan Haftar selama setahun di ibu kota.
“Tidak akan ada keamanan atau perdamaian selama sepatu bot militer Turki menodai tanah kami yang bersih,” kata Haftar di kubunya di Benghazi, pada peringatan 69 tahun hari kemerdekaan Libya.
“Kami akan membawa senjata untuk mewujudkan perdamaian dengan tangan kami sendiri dan keinginan bebas kami.” tambahnya.
Sejak 2015, Libya telah terbagi antara dua pemerintahan, satu di timur dan satu di barat. Sepanjang kampanyenya untuk merebut Tripoli yang berakhir dengan kegagalan pada bulan Juni, pasukan Haftar mendapat dukungan dari Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, Prancis, dan Rusia. Sebuah laporan ahli PBB mengatakan bahwa Rusia telah mendukung pasukan Haftar dengan peralatan militer dan tentara bayaran swasta. Selain Turki, pemerintah Tripoli juga memperoleh dukungan dari Qatar.
Keputusan anggota parlemen Turki diambil pada Selasa, setelah gencatan senjata yang ditengahi PBB di Libya diumumkan pada bulan Oktober. Kesepakatan gencatan senjata mengharuskan keluarnya pasukan asing dan tentara bayaran dalam waktu tiga bulan.
“Musuh yang menjajah memiliki satu dari dua pilihan: pergi dengan damai atau diusir dengan paksa,” kata Haftar, mengacu pada Turki.
Awal tahun ini, Haftar sekali lagi mengancam Turki dengan mengatakan: “Semua posisi dan kepentingan Turki di semua kota adalah target yang sah untuk jet angkatan udara kami.”
Sebagai tanggapan, Ankara mengatakan milisi yang setia kepada Haftar di Libya akan dianggap sebagai target yang sah jika pasukan dan kepentingan Turki terancam.
Sumber: Daily Sabah