
TURKINESIA.NET – BERLIN. Kepala Eksekutif BioNTech Uğur Şahin pada hari Sabtu mengatakan bahwa perusahaannya sangat senang dapat membantu Turki. Lebih lanjut, ia mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan Dewan Riset Ilmiah dan Teknologi Turki (TÜBİTAK) untuk mendirikan cabang di Turki pada tahun 2021.
“Kami membawa produk kami ke Turki untuk pertama kalinya. Kami sedang berdiskusi dengan TÜBİTAK dan juga telah mulai bekerja dengan profesor di beberapa universitas. Kami ingin membuka cabang BioNTech di Turki,” kata Şahin dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency (AA).
Şahin menegaskan bahwa selain vaksin COVID-19, BioNTech ingin bekerja sama dengan Turki di berbagai bidang dan melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D).
“Kami ingin bekerja sama dengan universitas dan perusahaan Turki. Selain vaksin ini, kami ingin melakukan penelitian kanker di Turki. Mungkin ada dua hingga tiga proyek di tahun pertama, tapi jumlahnya bisa ditingkatkan jika berhasil,” ujarnya.
CEO BioNTech itu menambahkan bahwa Turki adalah tanah air mereka dan oleh karena itu sangat menyenangkan bagi mereka untuk membantu masyarakat Turki melalui vaksin.
Turki telah menandatangani kesepakatan dengan BioNTech, perusahaan Jerman di balik vaksin virus corona berbasis mRNA, untuk hingga 30 juta dosis jab, kata Menteri Kesehatan Fahrettin Koca dalam cuitan di Twitternya pada Jumat malam.
Stok saat ini mencapai 550.000 dosis, dan Turki akan mendapatkan 4,5 juta dosis pada akhir Maret, tambah Koca.
“Menurut kesepakatan kami, hingga 30 juta dosis akan diberikan dalam kondisi yang sama,” katanya.
Vaksin BioNTech yang dikembangkan bersama dengan perusahaan farmasi AS, Pfizer, diizinkan untuk digunakan di lebih dari 45 negara, termasuk Inggris dan Amerika Serikat, serta di Uni Eropa.
Vaksin tersebut membuat nama Şahin dan istrinya Özlem Türeci tenar di seluruh dunia, dan mereka dinobatkan sebagai People of the Year oleh harian Inggris, Financial Times.
Sumber: Daily Sabah