Tuesday, June 24, 2025
Eropa

Fregat Jerman dipimpin komandan Yunani geledah kapal kargo Turki di Mediterania

TURKINESIA.NET – ANKARA. Sebuah fregat Jerman yang berpartisipasi dalam Operasi Irini pimpinan Uni Eropa secara tidak sah menghentikan dan menggeledah kapal kargo komersial Turki di Mediterania Timur yang membawa persediaan makanan dan cat ke Libya, kata sumber keamanan dalam sebuah pernyataan, Senin.

Menurut pernyataan itu, fregat Hamburg yang dipimpin oleh seorang komandan Yunani menghentikan kapal ROSELINA-A yang menuju Libya di perairan internasional, selatan Semenanjung Morea Minggu malam dan melakukan penggeledahan di luar hukum.

Penggeledahan dilakukan tanpa memberi tahu otoritas Turki sesuai hukum maritim internasional, kata sumber keamanan itu. Ia menambahkan bahwa semua kontainer digeledah oleh personel fregat yang menaiki kapal melalui helikopter.

Para tentara meninggalkan kapal kargo setelah mengetahui bahwa kapal itu tidak berisi apa-apa selain makanan dan persediaan cat, kata sumber tersebut. Ia menjelaskan bahwa kapal itu sedang menuju ke Pelabuhan Misrata di Libya.

Sumber itu juga menegaskan bahwa fregat tersebut telah melanggar Konvensi PBB tentang “High Seas” yang menentukan hak dan tanggung jawab negara dalam hal penggunaan lautan dunia.

Operasi Irini yang disetujui oleh para menteri luar negeri Uni Eropa pada 31 Maret, bertujuan untuk melakukan operasi di udara dan laut dan dengan satelit guna memastikan bahwa semua negara menghormati larangan pemberian senjata kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik Libya.

Tujuh negara berpartisipasi dalam Operasi Irini, mencakup

Italia, Yunani, Prancis, Jerman, Polandia, Malta dan Luksemburg, dengan fregat dan pesawat patroli maritim.

Meskipun operasi itu bertujuan untuk menegakkan embargo senjata PBB terhadap pihak yang bertikai di Libya, operasi itu berfokus pada kegiatan maritim di Mediterania, sementara pihak Haftar – musuh pemerintah Libya yang sah – terus menerima senjata dan amunisi terutama melalui udara dan darat, menurut kepada Perdana Menteri Libya Fayez Sarraj.

PBB mengakui pemerintah Libya yang dipimpin oleh Sarraj sebagai otoritas sah negara itu.

Rusia dan Uni Emirat Arab (UEA) telah menyediakan senjata dan peralatan militer untuk pasukan Haftar.

Sekitar 70 penerbangan pasokan senjata telah mendarat di bandara timur untuk mendukung pasukan Haftar sejak 8 Juli, kata Stephanie Williams, wakil kepala Misi Dukungan PBB di Libya (UNSMIL) untuk urusan politik, kepada Dewan Keamanan PBB (DK PBB).

Pada bulan Juni, angkatan laut Yunani mencoba menghentikan fregat Turki dan kapal kargo Turki dalam perjalanan ke Libya, kemudian mundur setelah mendapat peringatan dari kapal-kapal Turki.

Sumber: Daily Sabah

4.9 7 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Muhammad Nur
Muhammad Nur
4 years ago

Yunani pengecut…..

Galih
Galih
4 years ago

Yuanai cari penyakit

2
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x