
TURKINESIA.NET – BAKU. Arayik Harutyunyan, pemimpin separatis “Republik Artsakh,” telah terluka parah setelah militer Azerbaijan menghantam bunker tempatnya bersembunyi, kata ajudan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, Hikmet Hajiyev, dalam sebuah pernyataan setelah serangan Armenia terhadap Ganja, kota terbesar kedua di negara.
“Pertama-tama, Arayik Harutyunyan, kamu tidak berada di garis depan pertempuran. Kamu bersembunyi di bunker. Tapi Angkatan Bersenjata Azerbaijan memukulmu di bunker tempat kamu bersembunyi. Setelah serangan rudal, Arayik Harutyunyan terluka parah ,” kata Hikmet Aliyev saat konferensi pers.
“Dia dihukum atas kejahatan yang dilakukan terhadap kota Ganja dan wilayah sipil lainnya,” tambahnya.
“Pelaku lain, penjahat perang lainnya juga akan dihukum secepatnya,” kata Hajiyev.
Harutyunyan adalah apa yang disebut sebagai “presiden” dari negara proxy yang didirikan oleh Armenia di wilayah Azerbaijan yang direbut secara ilegal. Daerah di bawah kendali separatis tidak diakui sebagai negara berdaulat oleh negara mana pun di dunia termasuk Armenia yang khawatir langkah seperti itu akan memicu perang penuh dengan Azerbaijan.
Kementerian luar negeri Azerbaijan pada hari Minggu mengatakan bahwa satu warga sipil telah tewas dan empat lainnya cedera dalam serangan rudal Armenia di Ganja, ketika pertempuran meningkat di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.
Dalam pernyataan yang diposting di situs webnya, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan, Ganja, sebuah kota berpenduduk lebih dari 330.000 di barat negara itu dan beberapa wilayah sipil lainnya diserang oleh roket dan penembakan.
“Serangan rudal tanpa pandang bulu diluncurkan terhadap kota Ganja, Füzuli, Tartar dan Jabrayil di Azerbaijan dari wilayah Armenia. Ganja adalah kota terbesar kedua di Azerbaijan. 500.000+ penduduk,” kata Hajiyev sebelumnya dalam sebuah cuitan.
“Armenia sebagai negara dan kepemimpinan politik-militer yang gila dari Armenia tetap menjadi sumber ancaman bagi perdamaian regional dan keamanan. Azerbaijan akan terus membela warganya,” tambahnya.
“Azerbaijan akan menghancurkan sasaran militer di Armenia dari mana Armenia menembaki kota-kota Azerbaijan,” kata Hajiyev kemudian.
Bentrokan baru meletus pada 27 September dan seruan internasional untuk menghentikan permusuhan gagal. Armenia melanjutkan serangannya terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan yang merupakan pemilik sah dari wilayah Nagorno-Karabakh yang diduduki secara ilegal, seperti yang diakui oleh semua negara anggota PBB dan PBB sendiri.
Bentrokan perbatasan meletus Minggu lalu ketika pasukan Armenia menargetkan pemukiman sipil Azerbaijan dan posisi militer yang menyebabkan korban jiwa. Parlemen Azerbaijan mengumumkan keadaan perang di beberapa kota dan wilayahnya menyusul pelanggaran perbatasan dan serangan Armenia di Nagorno-Karabakh.
Pada hari Senin, Azerbaijan mengumumkan mobilisasi militer parsial di tengah bentrokan.
Hubungan antara kedua negara bekas Soviet it uterus memanas sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh.
Empat resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) dan dua resolusi Majelis Umum PBB (UNGA), serta banyak organisasi internasional, telah menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia.
Sumber: Daily Sabah