Tuesday, June 24, 2025
Islamophobia

Turki kepada Prancis: Tidak mungkin membenarkan penistaan agama dengan alasan kebebasan pers

TURKINESIA.NET – ANKARA. Turki pada Rabu mengecam keputusan majalah satir Prancis Charlie Hebdo untuk menerbitkan ulang kartun penghinaan atas Nabi Muhammad.

Juru bicara Luar Negeri Turki Hami Aksoy mengatakan bahwa karikatur itu “berisi rasa tidak hormat terhadap (Muslim) dan Nabi Muhammad.”

“Tidak mungkin membenarkan tindakan penghinaan dan penistaan terhadap Muslim dengan mengatakan ini adalah kebebasan pers, seni atau ekspresi.” Kata Aksoy saat mengkritik sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang masalah tersebut.

Aksoy mengatakan sikap otoritas Prancis, terutama Presiden Emmanuel Macron, untuk membubarkan aksi unjuk rasa dengan dalih kebebasan berekspresi juga “tidak bisa diterima”.

https://turkinesia.com/index.php/2020/09/03/majalah-charlie-hebdo-kembali-hina-nabi-muhammad-presiden-prancis-sebut-sebagai-kebebasan-pers/

 

“Di setiap kesempatan, mereka yang mendefinisikan diri mereka sebagai demokrat dan liberal melayani generasi baru yang fasis dan rasis di Prancis dan Eropa dengan menggunakan tindakan rasis dan diskriminatif yang meningkatkan anti-Islamisme dan xenofobia,” sebut Aksoy.

Aksoy mengatakan “mentalitas yang menyedihkan” ini, yang mencoba untuk membuat jutaan Muslim yang hidup dalam damai memberikan pukulan terhadap harmoni sosial, persatuan dan kesetaraan sehari-hari.

“Mereka yang secara tidak sadar melakukan ini harus sadar bahwa mereka merusak perdamaian masyarakat,” tambah dia.

Macron pada hari Selasa menolak untuk mengecam penerbitan ulang kartun serangan atas Nabi Muhammad, mengatakan bahwa itu bukan tempatnya untuk memberikan penilaian atas keputusan majalah tersebut. Macron, berbicara dalam kunjungannya ke Lebanon, mengatakan bahwa warga negara Prancis wajib menunjukkan kesopanan dan rasa hormat satu sama lain dan menghindari “dialog kebencian.”

Charlie Hebdo menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad yang memicu gelombang kemarahan di dunia Muslim, untuk menandai dimulainya persidangan terhadap pihak yang terlibat dalam serangan mematikan terhadap kantor mereka pada tahun 2015 di mana 12 orang tewas.

Sebelum serangan ke kantor Charlie Hebdo, militan online telah memperingatkan majalah tersebut akan menanggung akibat atas terbitnya kartun penghinaan. Serangan yang dimulai pada 7 Januari 2015 itu memicu serangkaian serangan militan di tanah Prancis, termasuk pembunuhan “lone wolf” oleh orang-orang yang dikatakan terinspirasi oleh kelompok teroris Daesh yang telah merenggut lebih dari 250 nyawa.

Keputusan untuk menerbitkan ulang kartun tersebut dipandang sebagai provokasi baru oleh sebuah majalah yang telah lama menghendaki serangan satirnya terhadap agama. Di antara kartun-kartun itu, yang sebagian besar pertama kali diterbitkan oleh surat kabar Denmark pada tahun 2005 dan kemudian oleh Charlie Hebdo setahun kemudian, adalah salah satu Nabi Muhammad yang mengenakan sorban berbentuk bom dengan sumbu yang menyala.

Turki mendesak politisi dan sekutu Eropa untuk mengambil sikap yang jelas terhadap serangan semacam itu yang sedang meningkat dan melukai sentimen Muslim, kata dia.

Sumber: Daily Sabah/Anadolu Agency

3 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x