Tuesday, June 24, 2025
Asia

‘Rakyat Kashmir berterima kasih kepada Presiden Erdogan atas pidatonya di PBB’

TURKINESIA.NET – WASHINGTON. Rakyat Jammu dan Kashmir mengungkapkan terima kasih mereka yang tulus kepada Presiden Recep Tayyip Erdoğan yang telah berkali-kali menegaskan dukungan Turki untuk Kashmir, kata Ghulam Nabi Fai, sekretaris jenderal World Kashmir Awareness Forum yang berbasis di AS, Rabu (23/09).

Ghulam Nabi Fai mengatakan, pernyataan Erdoğan pada hari Selasa di sesi ke-75 Sidang Umum PBB telah menjadi sumber inspirasi dan memberi harapan kepada jutaan warga yang putus asa di wilayah tersebut. Pernyataan Erdoğan di Majelis Umum adalah cerminan sebenarnya dari aspirasi rakyat Kashmir, tambahnya dalam sebuah opini yang diterbitkan oleh Anadolu Agency (AA).

Erdogan mengatakan: “Konflik Kashmir yang juga merupakan kunci stabilitas dan perdamaian Asia Selatan, masih menjadi masalah yang membara. Langkah-langkah yang diambil setelah penghapusan status khusus Jammu-Kashmir semakin memperumit masalah. Kami mendukung penyelesaian masalah ini melalui dialog, dalam kerangka resolusi PBB dan terutama sesuai dengan harapan rakyat Kashmir.”

https://turkinesia.com/index.php/2020/09/24/pakistan-terima-kasih-turki-atas-dukungan-untuk-kashmir-di-sidang-pbb/

Ghulam Nabi Fai juga menegaskan kembali bahwa pernyataan Erdoğan hari ini konsisten dengan pernyataannya yang dibuat pada Mei 2017 selama wawancara dengan saluran TV India WION: “Kita tidak boleh membiarkan lebih banyak korban terjadi dan dengan memperkuat dialog multilateral, kita dapat terlibat, dan melalui dialog multilateral, saya pikir kita harus mencari cara untuk menyelesaikan pertanyaan ini (Kashmir) sekali dan untuk selamanya.”

Ghulam Nabi Fai menggarisbawahi konsistensi antara pernyataan Erdoğan dan pernyataan Presiden Majelis Umum PBB Volkan Bozkır karena keduanya menekankan pentingnya dialog multilateral. Bozkir pernah mengatakan bahwa multilateralisme bukanlah pilihan, melainkan suatu kebutuhan.

“Bilateralisme memang gagal menyelesaikan konflik Kashmir. Mantra tersebut telah diulangi oleh beberapa kekuatan dunia sehingga mereka tidak memiliki alternatif lain selain mengandalkan pembicaraan bilateral antara India dan Pakistan untuk mencapai penyelesaian. Pengalaman lebih dari 70 tahun diabaikan. Tidak ada pembicaraan bilateral antara India dan Pakistan yang menghasilkan kesepakatan tanpa peran aktif dari elemen eksternal,” jelasnya.

Persuasi diplomatik yang berkelanjutan dan terkoordinasi oleh “kekuatan demokratis yang cinta damai” adalah elemen yang hilang, kata Ghulam. Ia menambahkan bahwa visi Erdoğan perlu diterapkan oleh PBB dan aktor internasional lainnya.

https://turkinesia.com/index.php/2020/09/23/panas-mendengar-kecaman-erdogan-di-majelis-umum-pbb-dubes-israel-tinggalkan-ruangan/

“Turki dapat memainkan peran yang efektif dalam menyatukan berbagai pihak, bersahabat dengan India dan Pakistan,” katanya juga.

Dia mengatakan bahwa PBB memiliki dua pilihan: “Pertama adalah terus membatasi diri untuk memperingatkan baik Pakistan dan India agar tidak berperang satu sama lain. Kebijakan ini mendasarkan prospek larangan perang di Asia Selatan pada fondasi yang sangat berbahaya. Prospek terjadinya saling serang nuklir di anak benua yang luas itu tidak dapat diabaikan jika terjadi permusuhan antara kedua negara. Pilihan kedua adalah memainkan peran yang lebih aktif dan bersifat penengah mengenai Kashmir seperti yang disarankan oleh Presiden Erdogan.”

Ini dapat berbentuk dialog multilateral atau penggunaan yang tepat dari prosedur dan mekanisme yang baru dikembangkan di PBB, kata Ghulam. Ia menambahkan bahwa PBB akan memasok katalisator yang diperlukan untuk penyelesaian.

Di sisi lain, India bereaksi terhadap pernyataan Erdoğan. T. S. Tirumurti, perwakilan tetap India untuk PBB, mengatakan di akun Twitter-nya: “Kami telah melihat pernyataan Presiden Turki tentang UT India untuk Jammu & Kashmir. Ini merupakan campur tangan besar dalam urusan dalam negeri India dan sama sekali tidak dapat diterima. Turki harus belajar untuk menghormati kedaulatan negara lain dan merefleksikan kebijakannya sendiri lebih dalam.”

Hubungan panjang antara dua saingan nuklir di Asia Selatan, India dan Pakistan, semakin memanas setelah India membatalkan ketentuan khusus negara bagian Jammu dan Kashmir pada Agustus tahun lalu.

Kashmir, wilayah Himalaya yang mayoritas Muslim, dikuasai oleh India dan Pakistan di beberapa bagian. Keduanya mengkhaim wilayah tersebut secara penuh. Sebagian kecil wilayah tersebut juga dikuasai oleh China.

Sejak India dan Pakistan dipecah pada tahun 1947, New Delhi dan Islamabad telah berperang tiga kali – pada tahun 1948, 1965 dan 1971 – dua di antaranya memperebutkan Kashmir.

Beberapa kelompok Kashmir telah berperang melawan pemerintahan India untuk kemerdekaan atau untuk penyatuan dengan Pakistan.

Menurut beberapa organisasi hak asasi manusia, ribuan orang terbunuh dan disiksa dalam konflik yang berkobar pada tahun 1989 itu.

Sumber: Daily Sabah

3.8 4 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] ‘Rakyat Kashmir berterima kasih kepada Presiden Erdogan atas pidatonya di PBB’ […]

Entah Hendrayana
Entah Hendrayana
4 years ago

Muslim di India dibunuh hanya karena makan daging sapi, seharusnya seluruh wilayah Khasmir merdeka atau gabung dengan Pakistan, supaya tidak dipresekusi oleh partai pasis BJP dan pendukungnya.

2
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x