Tuesday, June 24, 2025
Kontra-teror

Buku sekolah di Prancis masukkan propaganda teroris YPG/PKK

TURKINESIA.NET – PARIS. Buku sejarah yang digunakan di sekolah-sekolah menengah Prancis mengandung propaganda kelompok teroris PKK dan afiliasinya di Suriah, YPG, Anadolu Agency (AA) melaporkan hari Minggu.

Teks tersebut tidak secara resmi dimasukkan dalam kurikulum yang disiapkan oleh Kementerian Pendidikan Prancis tetapi akan digunakan sebagai materi pendidikan tambahan. Materi sebanyak dua halaman penuh itu memberikan pemahaman tentang ideologi kelompok teroris PKK/YPG.

Menurut informasi yang dikumpulkan oleh koresponden AA, buku terbitan Belin Publishing House itu tidak akan digunakan di seluruh wilayah, namun guru sejarah memiliki opsi untuk menggunakan materi tersebut di ruang kelas mereka.

https://turkinesia.com/index.php/2019/12/17/pasukan-turki-renovasi-sekolah-yang-dihancurkan-ypg-pkk-di-suriah/

Ada bagian dalam buku berjudul “Bangsa Tanpa Negara: Kurdi” yang menyertakan frasa, “Kurdi adalah bangsa terbesar di dunia yang tidak memiliki negara.”

Publikasi tersebut juga memuat informasi mengenai sejarah PKK yang mengklaim memperjuangkan hak-hak orang Kurdi. Ironisnya, kelompok itu telah membunuh puluhan ribu warga sipil yang mayoritasnya adalah orang Kurdi dengan aktivitas terorisnya.

Buku tersebut juga memuat spanduk YPG dan foto teroris YPG bersenjata.

https://turkinesia.com/index.php/2019/11/04/sna-temukan-mortir-as-di-gudang-senjata-ypg-pkk/

Menurut AA, teks tersebut juga memuat informasi mengenai Peshmerga, angkatan bersenjata Pemerintah Daerah Kurdistan Irak (KRG) yang notabene merupakan mitra Turki dalam perang melawan YPG / PKK.

Buku tersebut juga menggunakan artikel dari surat kabar Le Monde Prancis berjudul “The End of Syria Kurdistan” tertanggal 21 September 2019. Dalam artikel tersebut, surat kabar tersebut menuduh bahwa Presiden Recep Tayyip Erdoğan yang memulai Operasi Mata Air Perdamaian Turki di Suriah utara untuk menstabilkan wilayah dan memastikan keamanan perbatasan, “menargetkan Kurdi”.

Turki pada 9 Oktober meluncurkan Operasi Mata Air Perdamaian untuk membasmi teroris YPG dari wilayah timur sungai Efrat di Suriah utara untuk mengamankan perbatasan Turki, membantu kembalinya pengungsi Suriah dengan aman, dan memastikan integritas wilayah Suriah.

https://turkinesia.com/index.php/2019/10/20/penundaan-operasi-turki-pengamat-as-ingin-selamatkan-ypg-pkk/

 

Dukungan YPG di Suriah oleh Prancis, Amerika Serikat dan beberapa negara Barat lainnya telah menjadi salah satu batu sandungan dalam hubungan bilateral antara Turki dan dua sekutu NATO-nya.

Pada April 2019 lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi tuan rumah bagi delegasi kelompok SDF yang anggotanya didominasi oleh kelompok teroris YPG.

Macron meyakinkan perwakilan YPG yang tidak disebutkan namanya, tentang “dukungan aktif Prancis dalam perang melawan ISIS yang terus menjadi ancaman bagi keamanan kolektif,” kata kepresidenan dalam sebuah pernyataan. Langkah itu dilakukan menyusul keputusan AS untuk mundur dari Suriah, menciptakan ketakutan di antara teroris YPG bahwa mereka akan dibiarkan sendiri tanpa dukungan di wilayah tersebut.

https://turkinesia.com/index.php/2019/10/12/teroris-ypg-pkk-berusaha-jalin-kerjasama-dengan-rezim-assad/

AS bermitra dengan YPG di timur laut Suriah dalam perang melawan kelompok teroris Daesh. Turki sangat menentang kehadiran YPG di Suriah utara yang telah menjadi titik ketegangan utama dalam hubungan Ankara-Washington. AS telah memberikan pelatihan militer dan ribuan truk persenjataan kepada YPG, terlepas dari masalah keamanan Turki sebagai sekutu NATO.

PKK yang terdaftar sebagai kelompok teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa, telah melancarkan kampanye teror terhadap Turki selama lebih dari empat dekade dan bertanggung jawab atas kematian hampir 40.000 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Sumber: Daily Sabah

Baca juga:

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x