
TURKINESIA.NET – DOHA. Ketika krisis Teluk 2017 memasuki tahun keempatnya, Qatar telah mengatasi blokade tidak adil yang dipaksakan. Qatar menjadi lebih kuat, namun masih terbuka untuk solusi melalui dialog, kata seorang diplomat Qatar kepada Anadolu Agency.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ahmed Bin Saeed Al-Rumaihi mengatakan: “Qatar lebih kuat dari sebelumnya, meskipun melewati tiga tahun sejak blokade yang tidak adil.”
Qatar telah berselisih dengan empat negara kawasan – Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir – sejak 5 Juni 2017. Empat negara tersebut menuduh Doha mendukung terorisme, tuduhan yang dibantah oleh Doha.
- Baca juga: Melihat kokohnya hubungan bilateral Turki-Qatar
- Baca juga: Masjid simbol persaudaraan Turki Qatar diresmikan di Ankara
- Baca juga: Menlu : Qatar akan memihak Turki dalam kesulitan apapun
- Baca juga: Pangkalan militer Turki di Qatar akan diresmikan “musim gugur”
- Baca juga: Qatar borong 100 tank Altay dari Turki
- Baca juga: Pangeran MBS sebut Turki-Qatar-Iran sebagai “Segitiga Setan”, picu kemarahan rakyat Turki di Sosmed
- Baca juga: Dukung ekonomi Turki hadapi serangan AS, Qatar investasi langsung Rp. 219 triliun
- Baca juga: Saudi mau ke mana?
Blok empat negara Arab tidak berhenti di situ. Mereka juga memberlakukan blokade darat, laut, dan udara terhadap Qatar dengan harapan membuat negara kecil ini menuruti sederet panjang tuntutan.
Qatar telah dengan keras menyangkal tuduhan itu serta menggambarkan embargo yang dipimpin Saudi terhadapnya sebagai pelanggaran hukum internasional.
Al-Rumaihi menekankan bahwa dialog dengan negara-negara Teluk harus dilakukan dalam kerangka saling menghormati, kepentingan bersama, tidak ada kebijakan luar negeri yang mendikte, dan tidak boleh ada campur tangan dalam urusan dalam negeri negara-negara tersebut.
Dia mengaitkan keberhasilan negaranya dalam menangani blokade dengan “instruksi Pangeran Tamim bin Hamad dan pendekatan negara yang tenang dan tegas dalam mengelola krisis.”
Al-Rumaihi mengatakan bahwa Qatar juga mengungkapkan fakta yang membantah klaim negara-negara pelaku blokade.
Doha terus menghargai independensi dalam keputusan politiknya, terutama terhadap upaya untuk memaksakan “perwalian” atasnya.
Ia juga terus mengkonsolidasikan hubungan bilateral dengan negara-negara sahabat dan sekutu.
Al-Rumaihi menekankan bahwa “pengepungan yang tidak adil mengumpulkan berbagai pengalaman yang memungkinkan Qatar untuk mencapai keberhasilan luar biasa dalam menangani krisis virus corona.”
Dia menunjukkan bahwa Qatar mempertahankan “peringkat kreditnya yang kuat dan terus bergerak menuju pencapaian tujuan Visi Nasional 2030-nya.”
- Baca juga: Dimanakah sebenarnya posisi Hamas terkait Iran?
- Baca juga: Erdogan: “Hamas bukan teroris tapi gerakan perlawanan”
- Baca juga: Saudi follower, Imarah leader
- Baca juga: Saudi dan Ikhwan: Antara kekaguman dan ketakutan
- Baca juga: Saudi dan Ikhwan: Wahabiah Vs Salafiah Ishlahiyah?
- Baca juga: Saudi mau ke mana?
- Baca juga: Saudi sampai kapan?
- Baca juga: Saudi dan Ikhwan: Dari kemesraan sampai perseteruan
Dia juga menggarisbawahi bahwa Qatar telah membuat kemajuan dalam diversifikasi ekonominya, mendorong sektor swasta, meningkatkan kapasitas produksi pembangkit listrik dan membangun sistem produksi pertanian, hewan dan perikanan yang maju, serta mencapai lompatan besar dalam proyek-proyek energi.
Kuwait saat ini menjadi penengah untuk menyelesaikan krisis Teluk, tetapi belum dapat mencapai terobosan.
Sumber: Anadolu Agency English
[…] “Qatar menjadi lebih kuat sejak diblokade blok Saudi” […]
[…] “Qatar menjadi lebih kuat sejak diblokade blok Saudi” […]