
TURKINESIA.NET – ANKARA. Perdana Menteri Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang diakui secara internasional, Fayyez al-Sarraj, akan berkunjung ke Ankara pada 4 Juni untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Recep Tayyip Erdoğan.
Dewan keamanan utama Turki telah menegaskan kembali bahwa dukungan Turki kepada pemerintah Tripoli akan melanjutkan perjuangannya melawan pasukan Jenderal Khalifa Haftar.
Dalam wawancara yang disiarkan televisi pada 3 Juni, Menteri Luar Negeri Mevlüt Çavuşoğlu membenarkan bahwa Sarraj akan tiba di Ankara pada 4 Juni untuk membahas perkembangan terkini mengenai konflik bersenjata yang sedang berlangsung di Libya.
Turki secara politis dan militer mendukung GNA sejalan dengan kesepakatan yang ditandatangani Ankara dan Tripoli pada akhir 2019 yang membuka jalan bagi penempatan Angkatan Bersenjata Turki (TSK) ke wilayah Libya untuk melatih dan memberi nasihat kepada pasukan Tripoli.
Intervensi Turki telah mencegah pasukan Haftar menguasai Tripoli dan daerah-daerah lain yang dikontrol GNA di Libya barat meskipun ada dukungan yang diterima Haftar dari Perancis, Uni Emirat Arab, Mesir dan Rusia.
“Haftar tidak dapat memenangkan perang ini,” kata Çavuşoğlu dalam sebuah wawancara.
“Haftar tidak memiliki kekuatan kecuali dukungan yang ia terima dari kekuatan eksternal dan pesawat tempur yang ia dapatkan dari Abu Dhabi dan Mesir. Turki telah memberikan keseimbangan baru di Libya. Jika Haftar bisa masuk Tripoli dengan bantuan kekuatan ini, perang sipil akan berlangsung selama bertahun-tahun,” katanya.
Semua aktor yang berperan dalam masalah Libya, termasuk di antaranya Prancis, harus lebih menyadari bahwa tidak ada solusi militer untuk masalah ini dan mengakui keberhasilan GNA sebagai peluang untuk penyelesaian politik, tegas diplomat top Turki itu.
Turki membela kepentingannya
Çavuşoğlu mengingat bahwa Turki memiliki hak dan kepentingan serta akan mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindunginya ketika dibutuhkan.
“Perjanjian kami adalah dengan pemerintah Libya yang sah. Kerja sama kami bertahan sejalan dengan hukum internasional. Tidak seperti yang lain, kami tidak mendukung pemerintahan sebuah pemerintah bangsat.”
Sementara itu, dewan keamanan utama Turki, Dewan Keamanan Nasional (MGK) telah mengulangi dukungan berkelanjutan Ankara kepada GNA pada pertemuan dua bulanan akhir 2 Juni. Dalam sebuah pernyataan tertulis, pernyataan itu menggarisbawahi bahwa dukungan penasihat militer Turki untuk upaya GNA demi melindungi kesatuan politik dan integritas teritorial serta stabilitas dan perdamaian di negara ini akan terus berlanjut di periode mendatang.
Ia juga meminta semua komunitas internasional untuk mengikuti sikap yang lebih berprinsip di Libya dengan menghentikan dukungan yang diberikan kepada pasukan Haftar.
Sumber: Hurriyet Daily News