
TURKINESIA.NET – ANKARA. Sistem internasional telah gagal untuk mengambil tindakan bersama untuk mengakhiri krisis Libya, kata menteri luar negeri Turki pada hari Kamis.
“Sistem internasional gagal mengambil tindakan bersama untuk menghentikan konflik di Libya. Ada juga sebuah kekurangan resolusi,” kata Mevlut Cavusoglu kepada penyiaran nasional TRT.
Cavusoglu mengatakan langkah-langkah Turki untuk menempa perdamaian abadi di Libya akan membentuk gencatan senjata di negara yang dilanda perang tersebut.
Sejak penggulingan mendiang penguasa Muammar Gaddafi pada 2011, dua kursi kekuasaan telah muncul di Libya: panglima perang Khalifa Haftar di Libya timur yang didukung terutama oleh Mesir dan UEA, dan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) di Tripoli yang diakui PBB dan internasional.
GNA telah diserang oleh Haftar sejak April lalu, dengan lebih dari 1.000 orang tewas dalam kekerasan.
Pihak-pihak yang bertikai mengumumkan gencatan senjata pada 12 Januari sebagai tanggapan atas seruan bersama oleh Turki dan Rusia. Tetapi pembicaraan untuk gencatan senjata permanen berakhir tanpa kesepakatan setelah Haftar meninggalkan Moskow pada 14 Januari tanpa menandatangani kesepakatan.
Pada hari Selasa, pasukan yang setia kepada Haftar menewaskan tiga warga sipil dan melukai lima orang dalam dua serangan rudal di Pelabuhan Tripoli.
Setelah itu, GNA menarik diri dari perundingan komite militer yang diselenggarakan PBB di Jenewa. GNA menyerukan sikap tegas terhadap pelanggaran gencatan senjata oleh pasukan Haftar.
Pada hari Rabu, Perdana Menteri GNA Fayez al-Sarraj mengumumkan penangguhan semua pembicaraan dengan Haftar, mengisyaratkan serangan tegas kepada pasukannya.
Sumber: Anadolu Agency