
TURKINESIA.NET – ANKARA. Wakil Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) Numan Kurtulmuş mengkritik AS dan negara-negara Eropa karena mengeksploitasi teroris dan peristiwa 1915 sebagai alat politik.
Pada Selasa, DPR AS mengeluarkan sebuah resolusi yang mengakui Peristiwa 1915 sebagai “genosida Armenia”. Sebanyak 405 anggota parlemen mendukung resolusi itu, sementara 11 lainnya menolak.
Turki menolak penyebutan insiden itu sebagai genosida, tetapi menggambarkan peristiwa 1915 sebagai tragedi bagi kedua belah pihak.
“Tidak dapat diterima bagi AS untuk berulang kali mengeksploitasi isu peristiwa 1915 dan teroris YPG sebagai alat politik. Pihak berwenang AS harus melihat sejarah mereka dan menjelaskan apa yang terjadi pada jutaan penduduk asli Amerika,” kata Kurtulmuş merujuk pada pembantaian AS terhadap suku Indian yang merupakan penduduk asli negara tersebut.
“AS harus melihat sejarahnya sendiri jika ingin berbicara tentang genosida,” kata Kurtulmuş, mengulangi seruan Turki untuk membuka arsip sejarah untuk meneliti apa yang sebenarnya terjadi.
Ankara telah berulang kali mengusulkan pembentukan komisi gabungan para sejarawan dari Turki dan Armenia serta para pakar internasional untuk menyelesaikan masalah ini.
Kurtulmuş juga mengatakan bahwa kedaulatan nasional Turki mengalahkan semua hubungan bilateral, dan bahwa AS menentang kebijakan Ankara karena Turki menjadi lebih kuat dan lebih mandiri.
[adinserter block=”1″]
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa kelompok-kelompok teroris seperti YPG yang dieksploitasi [oleh AS dan Barat] untuk mendesain ulang kawasan itu, akan dibuang ke tempat sampah setelah mereka tidak lagi melayani kebutuhan negara-negara Eropa.
“Perancis telah memberikan dukungan kepada [kelompok teroris Armenia] ASALA,” kata Kurtulmuş. Dia menekankan bahwa pendekatan semacam itu adalah sisa-sisa ideologi imperialis.
“Mereka peduli untuk mendesain ulang wilayah daripada kemajuan organisasi-organisasi teroris ini.”
Kelompok-kelompok teroris Armenia menargetkan para duta besar dan diplomat Turki di seluruh dunia dari 1975 hingga 1984. ASALA membunuh lebih dari 30 diplomat dan pejabat Turki dalam berbagai serangan selama dekade itu.
[adinserter block=”1″]
Kurtulmuş mengatakan bahwa Turki melihat gambaran besar dan tidak berpikir YPG akan mendapatkan kekuatan.
“Mereka semua akan dilemparkan ketika saatnya tiba,” tambah Kurtulmuş. [Daily Sabah]