Tuesday, June 24, 2025
EropaInternasional

Turki dan Rusia sepakati perjanjian bersejarah soal Suriah

TURKINESIA.NET – ANKARA. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa Turki dan Rusia pada Selasa menyepakati perjanjian bersejarah tentang Suriah.

Pengumuman itu disampaikan setelah pertemuan Erdogan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Menurut kesepakatan itu, mulai 23 Oktober pukul 12.00 waktu setempat, polisi militer Rusia dan penjaga perbatasan Suriah akan memasuki wilayah Suriah dekat perbatasannya dengan Turki di luar area Operasi Mata Air Perdamaian untuk memfasilitasi pembersihan teroris YPG/PKK dan senjata mereka ke lokasi yang berjarak 30 kilometer dari perbatasan Turki di Suriah utara.

Operasi tersebut harus diselesaikan dalam waktu 150 jam.

Kesepakatan itu dicapai setelah Erdogan melakukan kunjungan kerja ke Kota Sochi di Rusia dan bertemu dengan Putin untuk membahas Suriah dan Operasi Mata Air Perdamaian.

Turki meluncurkan Operasi Mata Air Perdamaian pada 9 Oktober untuk mengamankan perbatasannya dengan menghilangkan unsur-unsur teroris guna memastikan kembalinya pengungsi Suriah dengan aman dan integritas wilayah Suriah.

Poin-poin kesepakatan itu diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam bahasa masing-masing negara.

Kesepakatan tersebut menekankan tekad kedua negara untuk memerangi terorisme dalam segala bentuk dan manifestasi serta menggagalkan agenda separatis di wilayah Suriah.

Selain itu, kesepakatan tersebut juga menekankan bahwa status quo yang mapan di wilayah Operasi Mata Air Perdamaian saat ini, yang mencakup Tel Abyad dan Ras al-Ayn seluas 32 kilometer, akan dipertahankan.

“Semua elemen YPG dan senjata mereka akan dikeluarkan dari Manbij dan Tal Rifat,” bunyi kesepakatan itu.

Kedua negara juga sepakat untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah infiltrasi unsur-unsur teroris.

[adinserter name=”Block 1″]

Turki dan Rusia akan meluncurkan upaya bersama untuk memfasilitasi kembalinya para pengungsi dengan cara yang aman dan sukarela.

Sebuah mekanisme pemantauan dan verifikasi bersama akan dibentuk untuk mengawasi dan mengoordinasikan pelaksanaan memorandum.

Kedua belah pihak juga akan mencari solusi abadi untuk konflik Suriah dalam perjanjian Astana dan akan mendukung aktivitas Komite Konstitusi.

Pertemuan pertama Komite Konstitusi Suriah akan diadakan pada 29-30 Oktober di Jenewa.

Sumber: Anadolu Agency Indonesia

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x