TURKINESIA.NET – ANKARA. Sebagai anggota NATO, Turki belum menerima bantuan yang memadai dari aliansi meskipun faktanya bahwa Pasal 5 berlaku untuk semua anggota yang perbatasannya berada di bawah ancaman oleh organisasi teror.

“Anda tidak bisa tetap diam ketika organisasi-organisasi teror menyerang Turki,” kata Erdogan pada pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pada 10 Oktober, sehari setelah dimulainya operasi lintas batas dan menjelang kunjungan kepala NATO Jens Stoltenberg ke Turki.

Presiden Erdogan menanggapi kekhawatiran bahwa perang melawan ISIL akan diterganggung karena operasi militer Turki di Suriah.

“Manakah dari negara-negara ini yang mengkritik kami, yang berperang melawan DAESH seperti kami? Mereka baru saja mengekspor daesh ke Suriah. Anggota DAESH berasal dari Perancis, Jerman, dan Belanda. Kami telah mendeportasi 5.500 anggota daesh ke negara-negara tempat mereka berasal,”

Erdogan memilih menggunakan akronim Arab [Daesh] untuk menyebut ISIS.

Erdogan meyakinkan masyarakat internasional bahwa Turki akan melanjutkan upayanya untuk memberantas Daesh di wilayah di mana operasi akan dilakukan.

Erdogan juga menjamin, Turki akan mengatasi Daesh dan tidak akan lagi menjadi masalah ke depan.

“Kami tidak akan pernah melihat DAESH menjadi masalah bagi dunia, untuk Eropa atau untuk negara kami.” [Hurriyet Daily News]