
TURKINESIA.NET – Dalam keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Turki dan Albania merupakan dua negara berpenduduk mayoritas Muslim. Turki memutuskan bergabung dengan NATO pada tahun 1951.
Pada dasarnya keanggotaan Turki di NATO disebabkan oleh ancaman serius dari Uni Soviet yang semakin besar setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua. Ancaman tersebut berupa adanya permintaan dari Stalin untuk mengoreksi ulang perbatasan Turki dengan Georgia yang dikuasai Uni Soviet di semenanjung Bosphorus dan Dardanela. Ancaman Uni Soviet terhadap Turki dan Yunani mendorong diumumkannya prinsip Troman, yang berjanji melindungi kemerdekaan kedua negara tersebut.
Akhirnya pemerintah Turki memutuskan untuk bergabung dalam keanggotaan NATO, sehingga Turki menjadi sebuah negara yang menjadi target utama dalam peta perang dingin.
Dalam hal ini nampak bahwa Turki bagaikan “kuda hitam” bagi dunia Barat dan Amerika Serikat yang berupaya memperkuat hubungannya dengan sekutu strategisnya yang vital dan berpengaruh, baik dari segi geografi, politik, maupun peradaban. Kedua belah pihak telah menyulam hubungan masing-masing dalam konteks beberapa acuan, dan terutama strategis. Dalam hal ini, Amerika Serikat memandang Turki sebegai salah satu kunci strategis di kawasan yang membentang mulai dari Eropa hingga Kaukaz dan dari Balkan hingga Timur Tengah.
Sumber: Erdogan Muadzin Istanbul Penakluk Sekulerisme Turki, Hal. 418-419
100% salah, Turkey bukanlah satu-satunya negara Muslim di NATO. Ada dua negara Muslim di NATO, yaitu Albania & Turkey. 💪
Turkey bukanlah satu-satunya negara Muslim di NATO. Ada dua negara Muslim di NATO, yaitu Albania dan Turkey. 💪