Monday, June 23, 2025
Dunia Islamrekomendasi

Pentingnya menjaga pandangan: 2 peristiwa dalam kehidupan Said Nursi

TURKINESIA.NET – Syekh Badiuzzaman Said Nursi dalam bukunya, Tuntutan Generasi Muda, mengungkapkan dua peristiwa penting yang pernah beliau alami:

Peristiwa pertama: Orang  yang  menelaah sejarah hidupku  mengetahui bahwa selama dua tahun aku tinggal di rumah gubernur, almarhum Umar  Pasya, di Bitlis ketika umurku  sekitar dua puluh tahun. Hal itu karena ia terus meminta  dengan  amat  sangat  serta karena begitu  hormat  kepada ilmu  dan ulama.

Ia  memiliki enam  orang anak perempuan; tiga orang masih kecil dan tiga lainnya sudah dewasa. Meskipun aku tinggal bersamanya selama dua tahun dalam satu  rumah, namun aku tidak bisa  membedakan  antara ketiga anak perempuannya yang  sudah dewasa  itu.  Pasalnya, aku tidak pernah memandang mereka secara sengaja untuk mengenali dan membedakan  mereka.

Hingga akhirnya pada suatu hari seorang ulama singgah bertamu kepadaku. Hanya dalam tempo dua hari, ia bisa  mengenali dan membedakan  antara ketiga anak perempuan itu.  Ketika itulah orang-orang  di sekitarku merasa  heran kepadaku  lantaran  tidak mengenali ketiga anak perempuan tersebut.

Merakapun bertanya, “Mengapa engkau tidak memandang mereka?”

Ketika itu aku menjawab, “Sikap  menjaga kemuliaan ilmu  menghalangiku untuk melihat  yang  haram.”

Peristiwa kedua: Dalam sebuah festival yang  diadakan  di Istanbul 40 tahun yang  lalu (40 tahun lalu, ketika Syekh Said Nursi menceritakan kejadian ini)  di mana acara itu ramai luar  biasa, ribuan  wanita Istanbul, Balkania, dan Armenia, berbaris dalam kondisi berpakaian  tetapi  “telanjang” di tepi  teluk yang  membagi Istanbul menjadi dua bagian. Aku bersama Sayyid Thaha dan Sayyid Ilyas (keduanya anggota parlemen) menaiki sebuah perahu  untuk pergi ke ujung teluk di mana festival tersebut  diadakan  di sana.

Perahu tersebut  lewat di hadapan para wanita  itu.  Aku sama sekali tidak tahu  kalau ternyata  Tuan  Thaha dan Haji Ilyas telah sepakat  untuk mengamati diriku secara bergantian  serta mengujiku apakah aku memandang para wanita  tersebut  atau tidak. Satu  jam kemudian  setelah berkeliling dengan perahu itu,  barulah mereka mengakuinya.

[adinserter name=”Block 1″]

Mereka berkata, “Engkau membuat kami terheran-heran. Engkau  sama sekali tidak mengarahkan  pandangan kepada mereka.”

Aku menjawab, “Aku  tidak mau mengecap kenikmatan temporer yang  hina dan bercampur dosa, karena ia akan  melahirkan kepedihan dan akan  berakhir dengan penyesalan.”

[Sumber: Said Nursi, Tuntutan Generasi Muda,  Hlm. 147-148]

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x