
TURKINESIA.NET – IGDIR. Sebuah lokakarya diselenggarakan di provinsi Iğdır pada hari Selasa [16/04] membahas bahaya pembangkit listrik tenaga nuklir Armenia yang terletak dekat dengan provinsi perbatasan Turki ini. Staf otoritas darurat setempat menghadiri lokakarya tentang darurat radioaktif yang berfokus pada pembangkit listrik. Turki telah berulang kali mengingatkan bahaya pabrik nuklir bernama Metsamor tersebut.
Metsamor terletak sekitar 16 kilometer dari pusat provinsi Iğdır dan peserta lokakarya akan membahas rincian latihan darurat mendatang terhadap kemungkinan kecelakaan di pabrik.
Berbicara pada pembukaan lokakarya, Bülent Zeğem, direktur provinsi untuk Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD), mengatakan, mereka akan mengadakan latihan pada bulan Juni dengan partisipasi tim AFAD dari kota-kota lain.
Associate professor Sertan Yeşil, seorang insinyur energi atom dari Badan Energi Atom Turki (TAEK) mengatakan mereka akan menilai kebocoran radiasi dari pabrik dan memberi tahu otoritas setempat tentang pemantauan radioaktivitas dan mengambil sampel dalam lokakarya yang berlangsung selama tiga hari.
[adinserter block=”1″]
Metsamor merupakan satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir Armenia dan memproduksi lebih dari sepertiga listrik negara itu.
Uni Eropa telah berulang kali meminta Armenia untuk menutup pabrik yang sudah tua itu dengan alasan masalah keamanan. Sebaliknya, Armenia memutuskan untuk memperpanjang operasi pabrik hingga 2026.
Setelah gempa bumi pada tahun 1988, Metsamor ditutup. Namun, meskipun ada protes internasional yang meluas, itu diaktifkan kembali pada 1995. Armenia sebelumnya menolak permintaan UE untuk menutup Metsamor dengan imbalan 200 juta euro ($ 226 juta) untuk membantu memenuhi kebutuhan energi negara itu.
[adinserter block=”1″]
Turki yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Armenia sejak 1990-an, telah mendesak Armenia untuk menutup pabrik itu karena bahaya yang akan segera terjadi terhadap Turki dari pabrik yang sudah ketinggalan zaman itu.
Turki telah mengirimkan banding resmi ke Badan Energi Atom Internasional (IAEA) lima tahun lalu mengenai penutupan pabrik. Para ahli IAEA dan Armenia telah sepakat bahwa pabrik itu dapat tetap beroperasi sampai 2016, namun kemudian Armenia memutuskan untuk memperpanjang operasinya hingga 2026. [Daily Sabah]