
TURKINESIA.NET – IZMIR. Setelah serangan teroris berdarah di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, yang merenggut nyawa 50 orang tak bersalah, Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan masyarakat internasional memiliki standar ganda dalam mengkategorikan terorisme.
“Semua pemimpin dunia menggambarkan serangan teroris di Selandia Baru sebagai serangan terhadap Islam dan Muslim. Mereka tidak menyebut pelaku sebagai ‘teroris Kristen.’ Mengapa mereka tidak bisa mengatakan itu?” Erdogan bertanya kemarin dalam kampanye Pemilu lokal di İzmir.
Setidaknya 50 orang tewas ketika seorang teroris menembaki jamaah yang menghadiri sholat Jumat di masjid Al Noor dan Linwood.
Erdogan juga mengkritik Senator Australia Fraser Anning dan Kemal Kılıçdaroğlu, ketua Partai Rakyat Republik (CHP) yang merupakan oposisi utama di Turki karena mengaitkan serangan di Selandia Baru dengan dunia Muslim.
Dalam pidato sebelumnya, Erdogan mengatakan bahwa Islam, sebagai agama damai, demikian pula agama lain tidak boleh dikaitkan dengan terorisme. “Teror tidak memiliki agama,” Erdogan sering menggarisbawahi selama pidatonya.
Tiga orang Turki terluka dalam serangan itu, menurut Erdogan.
Presiden mendesak Selandia Baru untuk mempertimbangkan penyebab serangan teroris di dua masjid hari Jumat, yang menggambarkan insiden itu sebagai “pembantaian.” Dalam pidatonya di provinsi barat laut TekirdaÄŸ, Erdogan mengecam teroris yang membunuh jamaah dan menargetkan Istanbul dalam sebuah manifesto yang dipublikasikan di media sosial, di mana ia memuntahkan propaganda anti-Muslim dan anti-imigran.
“Dia datang ke Istanbul dua kali – sekali selama tiga hari dan 40 hari pada perjalanan keduanya. Siapa koneksinya? Kami akan mencari tahu,” tambahnya.
“Dia berbicara omong kosong dalam manifestonya yang ditinggalkan bahwa dia berkata ‘Kami akan membunuhmu jika kamu menyeberang barat Bosporus, kita akan datang ke Istanbul dan menghancurkan semua masjid dan menara …’ Di mana Selandia Baru dan di mana Turki?” Erdogan bertanya.
“Bagaimana seorang pembunuh di ujung dunia bertindak dengan niat buruk terhadap Muslim dan Turki,” kata Erdogan, merujuk pada teroris berusia 28 tahun, Brenton Harrison Tarrant. Presiden juga mencatat bahwa teroris mencoret-coret senjatanya dengan nama-nama banyak musuh Turki dan Muslim yang dikenal sejak Pengepungan kedua Wina (1683), termasuk para tiran Perang Salib.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa teroris yang membantai umat Islam di masjid di Selandia Baru terganggu oleh persatuan dan nilai-nilai bangsa Turki. [Daily Sabah]